Berbicara tentang liburan, menghabiskan waktu bersama keluarga tentu erat kaitannya dengan dengan destinasi wisata yang siap memanjakan mata dan memberikan kesan terindah selama masa liburan. Istanbul, Turki adalah salah satu kota yang sangat mempesona, bukan hanya dari landscape arsitekturnya, namun juga pernak-pernik peninggalan sejarah warga turki yang hingga saat ini masih terus hidup dan dijaga baik oleh mereka.
Dan ketika menyinggung sejarah fenomenal turki, maka kompleks istana Topkapi menjadi pionirnya. Topkapi merupakan istana tempat tinggal para sultan dan keluarga kesultanan Turki Utsmani selama hampir 400 tahun (1465-1860) sebelum akhirnya pindah ke istana Dolmabache. Sultan/Khalifah yang menempati istana ini adalah sultan Abdul Majid I.
Istana kesultanan yang dibangun atas instruksi Muhammad Al-Fatih (Mehmed II) ini berada dia atas bukit, dengan pemandang laut Marmara dan selat penghubung Benua Asia dengan Eropa: Bosphorus. Luasnya sekitar 700 ribu meter persegi dengan benteng sepanjang sekitar 5 Km yang mengelilinginya.
Gerbang ikonik bak puri istana negeri dongeng sungguh menawan. Ketika kita memasukinya melalui gerbang utama, maka akan terpampang kalimat tauhid di atasnya. Hembusan hawa dingin langsung menyergap kala langkah kaki menyusuri setiap napak tilas sejarahnya. Di salah satu bagian istana Topkapi, ada bangunan yang baru ditambahkan di masa Sulaiman Al Qanuniy. Namanya menara keadilan yang ditegakkan dengan kokoh. Banyak pejabat yang lalai menjaga amanah, dihukum dibawah menara ini, disaksikan khalayak ramai.
Diluar istana, terdapat pemandangan yang obelisk yang unik. Obelisk ini mula-mula dibangun oleh Thutmose III (1479-1425 SM) di bagian selatan dari pilon ke tujuh kuil besar karnak. Kaisar Romawi, Konstantius II (337-361) memindahkannya bersama Obelisk melalui sungai Nil menuju Aleksandria untuk memperingati ventennalia-nya (20 tahun tahtanya) pada tahun 357.
Obelisk Theodosius masih berada di Aleksandria sampai tahun 390, ketika Theodosius I (379-395) memindahkannya ke konstantinopel dan menempatkannya di spina Hippodrome. Hipodrom konstatinopel merupakan pusat sosial dan olahraga di Konstatinopel, ibukota kekaisaran Bizantium. Saat ini, tempat ini merupakan lapangan yang dinamakan Sultan Ahmed Meydan (Lapangan Sultan Ahmet) dengan beberapa fragmen dari struktur aslinya yang masih lestari.
Destinasi yang tidak boleh dilewatkan adalah Masjid Sultan Ahmed dikenal juga dengan nama mesjid biru. Pada masa lalu, interiornya memang bewarna biru. Hanya saja, cat biru tersebut dianggap bukan bagian dari dekorasi asli sehingga saat ini sudah dihilangkan. Dirancang oleh arsitek Sedefhar Mehmet Aga dan selesai dibangun pada tahun 1616, mesjid ini mempunyai 6 menara yang menjulang tinggi, dengan daya tampung sekitar 10.000 jamaah. Pada 1985, UNESCO menetapkannya sebagai salah satu warisan dunia sebagai bagian dari area histori Istanbul.
Destinasi berikutnya adalah Hagia Shopia. Bangunan yang berarti kebijaksanaan suci ini dulunya merupakan gereja di masa kekaisaran Bizantium. Usai penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih, tempat ini dialihfungsikan menjadi mesjid dengan menutup berbagai ornamen peninggalan kristiani sebelumnya.
Inilah kota sejarah yang dikemas dengan peleburan setiap jenis makhluk hidup, ditemani bunga tulip yang sedang bermekaran, kucing yang tidur bermalas-malasan pun bukan pemandangan yang aneh, burung camar terbang menari-nari di atas kepala juga tampak sangat damai, sementara manusia yang mebanjiri tempat wisata seperti Topkapi, Blue Mosque, Hagia Shophia serasa berbaur menyatu dengan alam. Unsur-unsur kehidupan ini bernafas bersama-sama, dan hal ini yang membuat kota istanbul sangat ramah untuk berbagai jenis makhluk hidup.
Untuk Anda yang ingin berwisata ke Turki dan negara-negara lainnya dapat menghubungi kami Royal Indonesia Travel di wa 0822-188-188-01 atau klik www.RoyalIndonesia.Id . Kami menyediakan aneka paket wisata halal ke penjuru dunia, apket umroh reguler maupun ramadhan serta paket haji menggunakan visa furoda.